PESAWAT SINAR X

Posted on 22.52

PESAWAT SINAR-X

  Seperti yang sudah saya janjikan sebelumnya, kita akan membahas alat-alat / instrumen yang bisa dipakai pada dunia medis. Sekarang yang akan dibahas duluan adalah tentang pesawat sinar-X. Sebelum membahas lebih jauh tentang pesawat sinar-X, terlebih dulu kita harus tau asal usul dari sinar-X itu sendiri. Kita mulai aja ya.....

Asal usul penemuan sinar-X

Di akhir tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman, 1845-1923), seorang profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di Jerman dengan sungguh-sungguh melakukan penelitian tabung sinar katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu kertas hitam agar tidak terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar.

Lalu ia membuat ruang penelitian menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda, ia mengamati sesuatu yang di luar dugaan. Pelat fotoluminesensi yang ada di atas meja mulai berpendar di dalam kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung, pelat tersebut tetap berpendar. Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung, pelat masih tetap berpendar. Roentgen berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui terjadi di dalam tabung sinar katoda dan membuat pelat fotoluminesensi berpendar. Radiasi ini disebut sinar-X yang maksudnya adalah radiasi yang belum diketahui.




Sinar-X atau sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya.
Source : Wikipedia

Tahun 1895 itu Roentgen sendirian melakukan penelitian sinar-X dan meneliti sifat-sifatnya. Pada tahun itu juga Roentgen mempublikasikan laporan penelitiannya. Berikut ini adalah sifat-sifat sinar-X:
Sinar-X dipancarkan dari tempat yang paling kuat tersinari oleh sinar katoda.Intensitas cahaya yang dihasilkan pelat fotoluminesensi, berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik terjadinya sinar-X dengan pelat fotoluminesensi. Meskipun pelat dijauhkan sekitar 2 m, cahaya masih dapat terdeteksi.Sinar-X dapat menembus buku 1000 halaman tetapi hampir seluruhnya terserap oleh timbal setebal 1,5 mm.=Pelat fotografi sensitif terhadap sinar-X.Ketika tangan terpapari sinar-X di atas pelat fotografi, maka akan tergambar foto tulang tersebut pada pelat fotografi.Skema peralatan ditampilkan pada Gambar 2. Foto tulang tangan yang diambil pada saat itu ditampilkan pada Gambar 3.Lintasan sinar-X tidak dibelokkan oleh medan magnet (daya tembus dan lintasan yang tidak terbelokkan oleh medan magnet merupakan sifat yang membuat sinar-X berbeda dengan sinar katoda)
Laporan pertama Roentgen mengenai sinar-X dimuat pada halaman 132-141 laporan Asosiasi Fisika Medik Wuerzburg tahun 1895. Di awal tahun 1896 reprint laporan Roentgen dikirimkan kepada ilmuwan-ilmuwan terkenal. Karena tidak dibelokkan oleh medan magnet, maka orang tahu bahwa sinar-X berbeda dengan sinar katoda. Pada saat itu belum ditemukan fenomena interferensi dan difraksi. Karena itu muncullah persaingan antara teori partikel dengan teori gelombang untuk menjelaskan esensi/substansi sinar-X. Teori partikel dikemukakan antara lain oleh W.H. Bragg, teori gelombang dikemukakan antara lain oleh Stokes dan C.G. Barkla. Sejak saat itu teori gelombang didukung oleh lebih banyak orang. Pada tahun 1912, fenomena difraksi sinar-X oleh kristal ditemukan oleh Max von Laue dan kemudian dapat dipastikan bahwa sinar-X adalah gelombang elektromagnetik. Tahun 1922 Compton menemukan efek Compton berdasarkan penelitian hamburan Compton. Berdasarkan penelitian sinar-X ia dapat memastikan bahwa gelombang elektromagnetik memiliki sifat dualisme gelombang dan materi (partikel).

Terbentuknya Sinar-X pada Pesawat Sinar-X

Untuk keperluan diagnostik sendiri, citra (image) sinar-X diperoleh pada permukaan film fotografi. Citra terbentuk karena terjadi perbedaan intensitas sinar-X yang datang (sampai) ke film setelah di’lewat’kan melalui bagian tubuh yang difoto. Bagian tubuh yang lebih rapat dan mengandung unsur kimia tertentu dapat bereaksi dengan sinar-X dan menyebabkan kuantitas sinar-X yang sampai ke film menjadi berkurang. Contoh kasusnya adalah pada pemotretan organ tulang. Tulang mengadung banyak unsur kimia kalsium (Ca) dan unsur kalsium menyerap banyak partikel sinar-X sehingga menyebabkan berkurangnya sinar-X yang tiba di film pada daerah yg terhalangi tulang tersebut. Hasilnya adalah citra berwarna putih sebagai gambaran tulang pada film, sedangkan organ lainnya akan dilewatkan begitu saja dan menghitamkan film.

Sebuah foto sinar-X (radiograf) diambil oleh Rontgen


Pada aplikasinya, penciptaan sinar-X tak lagi mengandalkan mekanisme tabung Crookes, melakinkan dengan menggunakan pesawat sinar-X modern. Pesawat sinar-X modern pada dasarnya membangkitkan sinar-X dengan mem’bombardir’ target logam dengan elektron berkecepatan tinggi. Elektron yang berkecepatan tinggi tentunya memiliki energi yang tinggi, dan karenanya mampu menembus elektron-elektron orbital luar pada materi target hingga menumbuk elektron orbital pada kulit K (terdekat dengan inti). 

Elektron yang tertumbuk akan terpental dari orbitnya, meninggalkan hole pada tempatnya semula.Hole yang ditinggalkannya itu akan diisi oleh elektron dari kulit luar dan proses itu melibatkan pelepasan foton (cahaya elektromagnetik) dari elektron pengisi tersebut. Foton yang keluar itulah yang kemudian disebut sinar-X, dan keseluruhan proses terbentuknya sinar-X melalui mekanisme tersebut disebut mekanisme sinar-X karakteristik. 

Adapun mekanisme lain yang mungkin terjadi adalah emisi foton yang dialami oleh elektron cepat yang dibelokkan oleh inti atom target atas konsekuensi dari interaksi Coulomb antara inti atom target dengan elektron cepat. Proses pembelokkan ini melibatkan perlambatan dan karenanya memerlukan emisi energi berupa foton. Mekanisme ini disebut Bremsstrahlung (bahasa Jerman dari ‘radiasi pengereman’).

Ilustrasi proses terbentuknya sinar-X baik Bremsstrahlung maupun sinar-X karakteristik 


Selanjutnya, pesawat sinar-X modern memanfaatkan kedua kemungkinan di atas untuk memungkinkan produksi sinar-X.

Ilustrasi cara kerja pesawat sinar-X

Seperti terlihat pada gambar ilustrasi, beda potensial antara anoda dan katoda dibuat sedemikian rupa sehingga mencapai angka yang cukup untuk membuat elektron melompat dengan kecepatan tinggi setelah katoda diberi energy (biasanya 1000 Volt). Setelah elektron pada katoda melompat dan menghantam filamen pada anoda, terjadilah sinar-X yang terjadi dengan mekanisme sinar-X karakteristik ataupun Bremsstrahlung

Karena filamen pada anoda dimiringkan ke bawah, foton sinar-X akan menuju ke bawah, keluar dari pesawat sinar-X lalu melewati jaringan yang dipotret. Bayangan/citra pun terbentuk pada film yang diletakkan di bawahnya.

Gambar Pesawat Sinar-X
Contoh gambar organ dalam ketika difoto dengan sinar-X

Untuk lebih jelasnya tentang cara kerja pesawat sinar-X, Anda bisa melihatnya pada video dibawah 


PERKEMBANGAN TEKNOLOGI BIDANG RADIOLOGI

Posted on 22.47

Perkembangan Teknologi Bidang Radiologi


Perkembangan teknologi computer (informasi) yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi komputer relatif tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi informasi komputer, rumah sakit rata-rata hanya menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.


Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi komputer merupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi dan komunikasi komputer saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi. Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte perkembangan terbaru.

Selain memiliki potensi dalam memfilter data dan mengolah menjadi informasi, TI mampu menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari cara-cara manual. Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan cepat.
Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif terbaru. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif apabila manajemen informasi kesehatan di rumah sakit tidak memberikan perhatian istimewa
o faktor yang mempengaruhi keberhasilan serta refleksi bagi komunitas rekam medis.
Komputer banyak berperan membantu di dunia kesehatan antara lain :
- adminstrasi
- obat-obatan
- penyakit → radiologi, diagnostik, terapi, perawatan (monitoring status pasien)
- Penelitian. Dalam dunia kesehatan, khususnya dalam dunia radiologi telah berkembang inovasi-inovasi terbaru dalam pengolahan pencitraan radiografYaitu memanfaatkan komputer digital untuk menghasilkan suatu pencitraan yang cepat,efisien,dan mudah. Dunia radiologi semakin lama berubah seiring perkembangan teknologi, dan itu semakin memudahkan radiografer untuk bekerja lebih cepat dan dapat memberikan pencitraan yang lebih baik. Contoh dari pemanfaatan era digital adalah penggunaan manual processing, automatic processing,computer radiologi (CR) dan Digital Radiography (DR).
Berikut ini adalah perbedaan alat processsing dari manual sampai digital :
Manual Processing
Dengan menggunakan tenaga manusia yang melalui beberapa proses yaitu :Developer ( pembangkitan ) ; Rinsing ( pembilasan ) ; Fixing ( penetapan ) ; Washing ( pencucian ) ; dan Drying ( pengeringan ).

Automatic Processing Film


Gambar 2. Automatic Processing Radiograph
Dalam processing automatic hampir sama dengan processing manual hanya perbedaannya pada prosesnya tidak mengalami proses rinsing ( pembilasan ), menggunakan tenaga mesin .
Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan automatic :
  1. Harga alat lebih murah
  2. Peralatan yang digunakan sangat sederhana.
  3. Menggunakan cairan kimia (developer dan fixer) sehingga bisa menghasilkan limbah kimia.
  4. Image Reseptor yang digunakan berupa kaset radiografi biasa
  5. Memerlukan kamar gelap untuk memproses film.
  6. Radiograf nya tidak bisa didokumentasikan atau disimpan.
  7. Tidak bisa mengedit foto
  8. Processing film lebih lama
  9. Sulit untuk menerapkan sistem teleradiografi
  10. Memungkinkan film rontgen terbakar
  11. Lebih menguntungkan dari segi ekonomi
  12. Tidak perlu teknisi khusus dalam memperbaiki berbagai kerusakan
Computer Radiology

Gambar 2. CR
Computed Radiography (CR) digunakan pada pesawat rontgen konvensional, tapi film yang digunakan bukan lagi film biasa, melainkan kaset CR yang berisi detector dan sel memori seperti memory card, kaset CR ini nantinya harus dibaca dengan CR Cassette Reader untuk mendapatkan image atau gambar digital hasil pemotretan objek pasien.
Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan CR :
  1. Harga alat mahal
  2. Peralatan yang digunakan banyak seperti Scanner (untuk memasukkan gambar), Komputer (untuk memproses gambar) dan Printer (untuk mencetak gambar)
  3. Tidak menggunakan cairan kimia (developer dan fixer) sehingga lebih ramah lingkungan.
  4. Perlu Image Receptor khusus untuk merekam objek karena berbeda dengan kaset radiografi biasa.
  5. Tidak memerlukan kamar gelap
  6. Radiograf bisa didokumentasikan dengan rapi didalam komputer
  7. Bisa mengatur atau mengedit foto sebelum dicetak
  8. Processing film lebih cepat
  9. Bisa menerapkan sistem Teleradiografi berbasis digital sehingga hasil foto bisa dikirim ke berbagai lokasi dalam area rumah sakit seperti ruangan dokter, kamar operasi, IGD, atau ICU.
  10. Kerusakan film karena film terbakar bisa dihindari.
  11. Tidak menguntungkan dari segi ekonomi jika dipakai di klinik atau rumah sakit yang sepi pasien
  12. Perlu teknisi handal untuk memperbaikinya
Direct Radiography (DR)

Sistem Direct Radiography (DR) adalah system baru pada pesawat rontgen digital yang berkembang saat ini dimana image atau gambar hasil expose dari objek radiografi diubah kedalam format digital secara real time dengan menggunakan sensor berupa flat panel atau Charge Coupled Devices (CCD), jadi tak perlu menggunakan cassette reader untuk mendapatkan gambar secara digital.

CR Cassette Reader
Baik Direct Radiography (DR) maupun Computed Radiography (CR) tentu masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, namun keduanya mempunyai keluaran (output) yang sama yaitu gambar digital dari objek radiography. Jadi bagi kita yang menginginkan sebuah system radiografi digital namun mempunyai dana yang terbatas, kita bisa mempertimbangkan penggunaan pesawat rontgen konvensional yang ada untuk dilengkapi dengan perangkat  Computed Radiography (CR),tapi jika mempunyai dana yang cukup untuk membeli pesawat rontgen baru, maka pilihan membeli pesawat rontgen digital dengan teknologi Direct Radiography (DR) layak juga untuk dipertimbangkan.


SUMBER: http://perpustakaanradiologi.blogspot.com/2014/01/perkembangan-teknologi-bidang-radiologi.html

PENGENALAN RADIOFOTOGRAFI

Posted on 22.32
PENGENALAN RADIOFOTOGRAFI
Radiofotografi adalah proses pencatatan bayangan pada film radiografi dengan menggunakan sinar-x
Sifat sinar-x:
  1. Daya tembus besar
  2. Dapat mengionisasi suatu zat.
  3. Efek fluorosensi
  4. Biological effects (menimbulkan kerusakan sel tubuh)
  5. Photographic effect (menghitamkan plat film)
Pembentukan sinar-x
  1. Sinar-x diproduksi pada tabung hampa udara yang didalamnya terdapat katoda (bertindak sebagai filamen atau sumber elektron) dan anoda (bertindak sebagai target/sasaran)
  2. Katoda dipanaskan ( > 20.000 ºc )sampai menyala dgn mengalirkan listrik yg berasal dari transformator.
  3. Karena panas, elektron-elektron dari katoda terlepas.
  4. Waktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektron-elektron dipercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan ke alat pemusat.
  5. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada sasaran sehingga terbentuk panas (99 %) dan sinar X (1 %)
  6. Pelindung ( perisai ) timah akan mencegah keluarnya Sinar–X dr tabung, sehingga sinar X yang terbentuk hanya dpt keluar melalui jendela.
  7. Panas yang tinggi pada sasaran akibat benturan electron ditiadakan dengan radiator pendingin.
Hal yang harus diperhatikan sebelum exposi:
  1. Posisi pasien
Pastikan pasien telah diatur dan tidak mengalami pergerakan.
    Pemilihan faktor exposi
    a)      KVP
    kV menyatakan : kualitas radiasi, daya tembus sinar dan tegangan tabung.
    kV harus disesuaikan dengan ketebalan dan kerapatan objek tersebut.
    kV yang terlalu tinggi dari kondisi standar akan menyebabkan:
    -       Kontras menurun
    -       Densitas meningkat
    -       Radiasi hambur meningkat.
    Semakin tinggi kV, maka daya tembus sinar-x sangat besar dan membuat gambaran overexpose. Begitu juga ketika pemilihan kV terlalu kecil, akan membuat gambaran underexpose.
    b)      Pemilihan mA (milli Amphere)
    mA menyatakan : kuantitas radiasi, terang redupnya gambar, dan besaran arus tabung.
    Peningkatan mA akan membuat kuantitas radiasi meningkat dan membuat ketajaman (sharpness) pada film radiograf.
    c)      Waktu pemaparan
    Pemilihan waktu pemaparan hendaknya menggunakan waktu tersingkat dengan memodifikasi faktor exposi untuk menghindari movement (pergerakan pasien).
    1. Focus-Film Distance (FFD)
    Apabila FFD berubah dari FFD pemeriksaan standar, faktor exposi juga harus diubah
    2. Object-Film Distance (OFD)
    Object yang akan diperiksa diharapkan benar-benar menempel pada film (OFD = 0), terutama pada pemeriksaan thorax untuk menghindari terjadinya magnifikasi.
    Pengecualian untuk object yang sengaja dibesarkan seperti sella tursica.
    3. Tipe film yang digunakan
    Pastikan sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan.
    Penggunaan grid
    1. Grid digunakan pada objek yang tebal atau penggunaan kV yang tinggi.
    2. Fungsi grid adalah menyerap radiasi hambur (radiasi primer yang terpecah selama menembus objek). Radiasi hambur itu membuat kontras menurun.
    3. Grid ditempatkan diantara film dan objek yang diperiksa.
    4. 2 tipe grid : grid yang diam dan grid yang bergerak saat exposi (Bucky)
    Processing Film
    Proses pembentukan bayangan laten menjadi bayangan nyata. Tahapan-tahapan nya antara lain: Development – Rinsing – Fixer- Rinsing – Drying.
    1. Development
    yaitu proses kimia yang memperkuat gambar laten. Hanya kristal yang mengandung bayangan laten (kristal yang terekspose) yang akan dikembangkan (develop) oleh developer.
    2. Fixing
    yaitu menetapkan bayangan yang sudah dibangkitkan oleh developer.
    3. Rinsing
    yaitu menghilangkan sisa-sisa emulsi dan bahan kimia sisa dari developer dan fixer.
    4. Drying
    yaitu pengeringan dari sisa air.

    SUMBER: http://firzandinata.wordpress.com/2011/07/07/pengenalan-radiofotografi/

    DASAR PROTEKSI RADIASI

    Posted on 22.27


    PROTEKSI RADIASI






    Tujuan proteksi radiasi :
    a. Pada pasien : Dosis radiasi harus sekecil mungkin sesuai keharusan klinis.
    b. Pada personil : Dosis radiasi yang diterima harus serendah mungkin dan dalam
    keadaan bagaimanapun juga tidak boleh melebihi dosis maksimum yang di
    perkenankan.
    Satuan-Satuan Radiasi 
    Rontgen
    Rontgen adalah satuan pemaparan radiasi yg memberikan muatan 2,58.10-4 Coulomb per kg udara.
    Rad
    Rad adalah satuan dosis serap.
    1 rad : radiasi yang diperlukan untuk melepaskan tenega 100 erg dalam 1 gram bahan yang disinar (1 rad = 100 erg/gram)
    Rad tidak tergantung komponen bahan yang disinar dan tenaga radiasi, tetapi jumlah rad per R pemaparan berbeda dengan tenaga berkas sinar dan komposisi bahan serap.
    Gray (Gy)
    1 Gray= 100 rad
    1Cgy= 1 rad
    Rem(Rad Equivalent Man)
    Rem adalah satuan dosis ekuivalen.
    Rem = rad x factor kualitas
    Rem merupakan ukuran efek biologis akibat radiasi.
    Karena faktor kualitas untuk sinar x dan g = 1, maka Roentgen = 1 Rad = 1 Rem
    Karena tenaga yang dilepaskan ke dalam jaringan lunak oleh 1 Rontgen pemaparan hanya 5% lebih besar dari 1 Rad.
    Sievert (Sv)
    1 Sievert (Sv) = 100 rem
    RBE (relatives biological effectivemen)
    Perbandingan dosis sinar x 250 K dengan dosis radiasi lain yang efek biologis sama dengan dosis sinar x 250 K dengan efek biologik tertentu / dosis radiasi lain dengan efek biologik yang sama.
    Faktor kualitas berbagai jenis radiasi

    Jenis radiasi
    Faktor kualitas
    Sinar x
    Sinar gamma
    Partikel beta
    Proton
    Neutron lambat
    Neutron cepat
    Partikel alfa
    1
    1
    1
    5
    3
    10
    20
    Nilai batas yang diizinkan
    Untuk perorangan, dosis yang terakumulasi selama jangka waktu panjang atau hasil penyinaran tunggal yang mengandung kemungkinan kerusakan sitomatik atau genetik yang dapat diabaikan dan besar dosis ditentukan pada setiap efek yang sering terjadi terbatas pada akibat yang ringan, sehingga tidak akan dianggap tidak dapat diterima oleh seseorang yang tersinari dan oleh instansi yang berwenang dalam bidang medis.
    Pengendalian tingkatan pemaparan radiasi
    Cara Pengendalian tingkatan pemaparan radiasi :
    1. Jarak : Intensitas radiasi dipengaruhi oleh hukum kuadrat terbalik sehingga
    cara ini efektif.
    2. Waktu : Pemaparan dapat diatur dengan :
    - Membatasi waktu generator dihidupkan.
    - Pembatasan waktu berkas diarahkan ke ruang tertentu.
    - Pembatasan waktu ruang yang dipakai.
    3. Perisai : Digunakan bila ternyata jarak dan waktu tidak mencukupi, maka
    dibuat dari timbal atau beton.
    Jenis perisai :
    Perisai primer: Memberi proteksi terhadap radiasi primer (berkas
    sinar gamna)
    Contoh: Tempat tabung sinar x dan kaca timbal
    pada Tabir fluoroskopi
    Perisai sekunder: Memberi proteksi terhadap radiasi sekunder
    (sinar bocor dan hambur)
    Contoh: Tabir sarat timbal pada tabir fluroskopi,
    pakaian proteksi, kursi fluoroskopi dan perisai
    yang dapat dipindah-pindah.
    Proteksi radiasi
    a. Pada pasien:
    1. Pemeriksaan sinar x hanya atas permintaan seseorang dokter.
    2. Pemakaian filtrasi maksimum pada sinar primer.
    3. Pemakaian voltage yang lebih tinggi (bila mungkin) sehingga daya tembusnya
    lebih kuat
    4. Jarak focus pasien jangan terlalu pendek.
    Hukum kuadrat terbalik: Intensitas sinar x berbanding terbalik dengan jarak
    pangkat dua.
    Jarak focus kulit pada:
    - sinar tembus tidak boleh kurang dari 45 cm.
    - radiografi tidak boleh kurang dari 90 cm
    5. Daerah yang disinari harus sekecil mungkin, misalnya dengan menggunakan
    konus (untuk radiografi) atau diafragma (untuk sinar tembus).
    6. Waktu penyinaran sesingkat mungkin.
    Contoh : pemeriksaan sinar tembus tidak boleh melebihi 5 menit pada salah satu
    bagian tubuh.
    7. Alat-alat kelamin dilindungi.
    8. Pasien hamil, terutama trisemester pertama tidak boleh diperiksa radiologik.
    9. Peningkatan sistem pertahanan seluler radiasi dengan antioksidan: Cystein,
    vitamin E dan vitamin C.
    b. Pada dokter pemeriksa dan petugas radiologi:
    1. Hindari penyinaran bagian-bagian tubuh tidak terlindungi
    2. Pemakaian sarung tangan, apron atau gaun pelindung yanqg berlapis Pb dengan
    tebal maksimum 0,5 mm Pb.
    3. Hindari melakukan sinar tembus, usahakan melakukan radiografi
    4. Hindari pemeriksaan sinar tembus tulang-tulang kepala (head fluoroscopy)
    5. Akomodasi mata sebelum melakukan pemekrisaan sinar tembus paling sedikit
    selama 20 menit.
    6. Gunakan alat-alat pengukur sinar Rontgen.
    7. Pemeriksaan pesawat sebelum dipakai.
    Contoh: Perlindungan terhadap bahaya elektris.
    Adanya kebocoran pada tabung pesawat.
    Voltage yang aman dan lamanya.
    8. Pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan bocor / rusaknya perlengkapan-
    perlengkapan pelindung berlapis Pb.
    Alat-alat yang dipakai untuk mencatat dosis personil :
    1. Film Badge: Mencatat dosis radiasi yang diterima personil yang terkena
    berbagai jenis radiasi dan mampu mencatat dosis radiasi yang
    berasal dari  sumber-sumber radiasi yang berlainan kualitasnya.
    2. Dosimeter Saku: Pengukuran dosis yang mempunyai respon terhadap radiasi
    sebanding dengan jumlah pasangan ion yang dihasilkan selama
    perjalanan melalui elemen pendeteksian selain itu pengukurannya
    lebih teliti dari pada film badge.
    Alat Pengukuran Radiasi
    Menggunakan Geiger-Muller Survey meter yang bacaannya berlangsung dalam mR/jam (milli Rontgen per jam) atau count per menit dengan penggunaannya di radio-diagnostik :

    1. Mengukur laju pemaparan radiasi di tempat-tempat personil bekerja, dinding luar ruang sinar x, pintu, jendela kaca Pb.
    2. Memeriksa apakah alat-alat proteksi memenuhi syarat proteksi.
    Tata tertip penggunaan untuk proteksi personil
    Personil dianjurkan memakai film badge terus menerus dan di ruang pesawat sinar x diagnostik personil:
    1. Diharuskan menggunakan perisai dan pakaian proteksi yang tersedia
    2. Tidak boleh memegang pasien selama penyinaran
    3. Bila memakai pesawat sinar x dental dan mobil x-Ray unit (tanpa perisai
    pelindung) harus berdiri di luar berkas sinar dan sejauh mungkin dari pasien. 


    sumber: http://fitrahramadani33.blogspot.com/2013/05/dasar-proteksi-radiasi.html

    ATRO Muhammadiyah

    jam

    Kita tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila kita berkeras untuk mempertahankan cara-cara lama kita. Kita akan disebut baru, hanya bila cara-cara kita baru.


    :) ;)
    Diberdayakan oleh Blogger.